Bali, yang dikenal dunia dengan pura-pura megah, sawah terasering yang hijau subur, dan suasana santainya, telah lama menjadi magnet bagi wisatawan ransel hingga pelancong mewah. Namun, pulau ini kini menghadapi berbagai masalah akibat pariwisata berlebihan (over-tourism), seperti kemacetan parah, krisis air bersih, dan tumpukan sampah plastik yang menggunung. Situs-situs suci dan lanskap alam Bali berada di bawah tekanan, sementara masyarakat lokal berjuang untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Popularitas Bali seolah menjadi bumerang. Infrastruktur yang kewalahan, jalanan yang macet, dan pembangunan yang tak terkendali membuat banyak wisatawan—dan terutama penduduk setempat—meratapi berubahnya “Pulau Dewata” menjadi destinasi yang terlalu padat.
Namun, Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat kaya, dengan lebih dari 17.000 pulau yang menanti untuk dijelajahi. Tidak ada kekurangan tempat bagi para petualang untuk menemukan keindahan yang masih alami. Berikut adalah beberapa destinasi alternatif, mulai dari permata yang baru ditemukan di pesisir Jawa hingga gugusan kepulauan eksotis yang menawarkan pengalaman tak terlupakan.
Permata Baru di Pesisir Selatan Jawa: Pantai Midodaren, Tulungagung
Salah satu contoh destinasi yang sedang naik daun adalah Pantai Midodaren di Tulungagung, Jawa Timur. Berlokasi di Desa Besuki, Kecamatan Besuki, pantai ini tergolong sebagai objek wisata baru yang menambah daftar panjang pesona pesisir selatan Jawa. Posisinya yang strategis, diapit oleh Pantai Bayem dan Pantai Gemah yang lebih dulu populer, menjadikannya tujuan yang mudah diakses.
Daya Tarik dan Fasilitas Modern
Pantai Midodaren membentang di atas lahan seluas 12,5 hektar dengan hamparan pasir putih kecoklatan yang lembut. Saat pertama kali memasuki area pantai, pengunjung akan disambut oleh patung gagah Gajah Mada yang menghadap ke laut sambil mengangkat keris. Dahulu, kawasan ini hanyalah semak belukar yang tak terurus. Kini, Pantai Midodaren telah disulap menjadi destinasi wisata modern dengan berbagai fasilitas, seperti area berkemah, zona permainan, ayunan di tepi pantai, dan penyewaan sepeda listrik.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana pantai lebih lama tanpa harus berkemah, tersedia juga penginapan berupa pondok-pondok yang menghadap langsung ke laut. Terdapat dua tipe pondok: tipe keluarga dengan tarif sekitar Rp 1.250.000 per malam dan tipe standar dengan tarif Rp 950.000 per malam. Harga ini dapat berubah sewaktu-waktu tergantung musim liburan.
Informasi Tiket Masuk dan Rute
Untuk mencapai Pantai Midodaren, pengunjung harus terlebih dahulu melewati gerbang utama Pantai Gemah. Tiket masuk di gerbang ini adalah Rp 5.000 per orang pada hari kerja (Senin-Jumat) dan Rp 7.500 per orang pada akhir pekan (Sabtu-Minggu). Tarif ini berlaku untuk pengunjung berusia di atas 7 tahun. Biaya parkir kendaraan adalah Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil atau bus.
Dari area Pantai Gemah, pengunjung dapat mengarahkan kendaraan ke kiri, melewati jembatan Pantai Bayem dan hutan cemara hingga menemukan jembatan kedua. Jembatan inilah yang menjadi pintu masuk menuju Pantai Midodaren. Di sini, pengunjung akan dikenakan tiket masuk tambahan sebesar Rp 15.000 per orang, yang sudah termasuk pajak dan asuransi.
Jarak dari pusat kota Tulungagung ke Pantai Midodaren sekitar 34,4 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam perjalanan melalui Jl. Raya Popoh.
Melampaui Bali: Gugusan Pulau Eksotis yang Menanti Jelajah Anda
Selain destinasi di Pulau Jawa, Indonesia memiliki banyak kepulauan lain yang menawarkan keindahan alami tanpa keramaian. Berikut beberapa di antaranya:
1. Raja Ampat: Surga di Jantung Segitiga Terumbu Karang
Terdiri dari sekitar 1.500 pulau kecil yang menghiasi pesisir Papua, Raja Ampat adalah salah satu titik dengan keanekaragaman hayati terkaya di planet ini. Bagi para penyelam profesional, tempat ini sudah menjadi legenda selama puluhan tahun. Namun baru-baru ini, kapal pesiar mewah mulai membuka akses bagi wisatawan umum. Perjalanan biasanya berlangsung 7 hingga 12 malam, memberikan waktu yang cukup untuk melihat burung cendrawasih saat fajar, mendaki hutan hujan prasejarah, berfoto di puncak Piaynemo, hingga bersantai di pantai-pantai kosong tak berpenghuni.
2. Kepulauan Anambas: Kemewahan Terpencil di Laut Natuna
Terletak di Laut Natuna yang terpencil, gugusan pulau ini memancarkan aura magis. Dari 255 pulaunya, hanya 26 yang berpenghuni. Salah satunya adalah Bawah Reserve, satu-satunya resor mewah di kawasan ini. Dicapai dengan feri dari Singapura ke Batam, dilanjutkan dengan pesawat amfibi, perjalanan ke sini terasa seperti menuju ujung dunia. Dikelilingi oleh area konservasi laut seluas 1.000 hektar, pulau-pulau di sini menawarkan laguna biru kehijauan, jalur pendakian ke pantai rahasia, dan beragam aktivitas air seperti menyelam, snorkeling, dan berkayak.
3. Bintan: Pelarian Tropis Dekat Singapura
Hanya satu jam perjalanan feri dari Singapura, Bintan menawarkan pantai pasir putih yang luas, lapangan golf hijau, desa-desa nelayan yang menawan, dan pertunjukan kunang-kunang di malam hari. Meskipun menjadi tujuan populer bagi warga Singapura, Bintan juga menyimpan sudut-sudut sepi bagi mereka yang mencari ketenangan, seperti Cempedak Island, sebuah resor khusus dewasa dengan vila-vila bambu yang ramah lingkungan.
4. Belitung: Geopark UNESCO dengan Bebatuan Granit Raksasa
Pulau yang terletak di timur Sumatra ini merupakan Geopark UNESCO yang mungkin belum pernah Anda dengar. Keunggulannya adalah pantai yang begitu putih menyilaukan, bebatuan granit raksasa yang terbentuk secara alami oleh alam, serta laguna dengan gradasi warna dari biru es hingga safir. Pariwisata di sini masih dalam tahap awal, menjadikannya destinasi yang tepat untuk aktivitas seperti island hopping, snorkeling, kayak di hutan bakau, dan menikmati malam dengan barbeku ikan di tepi pantai.
5. Lombok: Pesona Tetangga Bali yang Kian Bersinar
Keindahan Lombok yang memesona sempat lama tertutupi oleh popularitas Bali. Namun, kini situasinya perlahan berubah. Investasi besar pada infrastruktur, seperti perluasan bandara dan pembangunan jalan-jalan mulus, telah mempermudah akses ke pulau ini. Meski demikian, sebagian besar wilayah Lombok masih sangat alami dan belum tersentuh pembangunan masif, membiarkan pengunjung leluasa menikmati lanskap gunung berapi, sawah yang subur, dan pantai-pantai berpasir keemasan.