Tiongkok dan Indonesia Tandatangani Kesepakatan Dagang di Tengah Penguatan Hubungan Strategis

Tiongkok dan Indonesia mempererat kerja sama strategis dengan menandatangani 12 kesepakatan baru yang mencakup berbagai sektor penting, sebagai bagian dari kunjungan resmi Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang ke Jakarta.

Perdana Menteri Li Qiang memulai kunjungan selama tiga hari ke ibu kota Indonesia pada hari Sabtu, dan pada Minggu pagi, ia disambut secara resmi oleh Presiden Prabowo Subianto dengan upacara kehormatan di Istana Kepresidenan. Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin menyaksikan penandatanganan 12 nota kesepahaman yang mencakup bidang perbankan, investasi, kerja sama dana kekayaan negara, industri, rantai pasok, pariwisata, ekonomi, dan kesehatan.

“Saya menegaskan kembali komitmen kami untuk memperkuat kemitraan ini dengan Republik Rakyat Tiongkok. Kami memandang hubungan ini memberikan manfaat tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi kawasan Asia secara keseluruhan, bahkan mungkin dunia,” ujar Prabowo dalam pertemuan tersebut, sebagaimana disampaikan oleh kantornya.

Kunjungan ini berlangsung di tengah ketegangan perdagangan global antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta meningkatnya persaingan geopolitik antara Washington dan Beijing. Dalam konteks tersebut, para pemimpin Tiongkok memperluas jangkauan diplomasi mereka ke negara-negara Asia Tenggara guna memperkuat hubungan regional.

Perdana Menteri Li menyatakan bahwa Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia untuk meningkatkan penyelarasan strategi pembangunan dan memperdalam kerja sama Belt and Road Initiative (BRI) yang berkualitas tinggi. “Inisiatif ini bertujuan memperkuat konektivitas dan kerja sama pembangunan antara kedua negara,” ujar Li dalam pertemuan dengan Prabowo, seperti dikutip oleh kantor berita Xinhua.

BRI sendiri merupakan proyek ambisius bernilai miliaran dolar yang diluncurkan Tiongkok sejak 2013, bertujuan menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara di Asia, Eropa, dan Afrika melalui proyek infrastruktur besar seperti pelabuhan, energi, dan transportasi.

Setelah menyelesaikan kunjungannya di Jakarta, Perdana Menteri Li dijadwalkan melanjutkan perjalanannya ke Malaysia untuk menghadiri KTT Ekonomi ASEAN-GCC-Tiongkok, sebagai bagian dari upaya Tiongkok memperluas pengaruh dan kemitraannya di kawasan Asia Tenggara.