Beranda Berita Salahkan pemerintah, bukan hanya IndiGo atas krisis penerbangan: AA Rahim dari CPI-M

Salahkan pemerintah, bukan hanya IndiGo atas krisis penerbangan: AA Rahim dari CPI-M

26
0

Pemimpin CPI-M AA Rahim mendesak pemerintah untuk tidak melemahkan aturan Batasan Waktu Tugas Penerbangan untuk mengakomodasi maskapai. Foto: X/@AARahimdyfi

Pemimpin Partai Komunis India-Marxis (CPI-M) AA Rahim pada Rabu (10 Desember 2025) menganggap Pemerintah Persatuan bertanggung jawab atas krisis IndiGo baru-baru ini, dengan alasan bahwa hal tersebut adalah akibat langsung dari privatisasi dan deregulasi yang tidak terkendali yang telah mengubah sektor penerbangan India menjadi duopoli.

Baca Juga: Sorotan Sesi Musim Dingin Parlemen pada 10 Desember 2025

Pak Rahim mendesak pemerintah untuk tidak melemahkan aturan Batasan Waktu Tugas Penerbangan (FDTL) untuk mengakomodasi maskapai.

Mengangkat masalah ini selama Zero Hour di Rajya Sabha, Rahim mengatakan bahwa krisis ini bukan hanya terjadi pada IndiGo. “Satu-satunya penyebab di balik krisis besar ini adalah Pemerintah Persatuan. Ini adalah akibat langsung dari kebijakan ekonomi neo-liberal, privatisasi, dan deregulasi sektor penerbangan India,” katanya.

Mengacu pada konsentrasi pasar, Rahim mengatakan IndiGo kini mengoperasikan 65,6% dari seluruh penerbangan sementara Air India menangani 25,7%. “Lebih dari 90% sektor penerbangan India dikuasai hanya oleh dua bos, IndiGo dan Tata,” ujarnya.

Pemimpin CPI-M, Rahim, menolak janji pemerintah bahwa privatisasi Air India akan mengubah maskapai penerbangan tersebut.

“Dalam hal keselamatan, kualitas layanan, dan kualitas pesawat, situasinya sangat buruk. Pemerintah menciptakan kesalahpahaman bahwa sektor publik tidak ada gunanya, sementara pemain swasta mampu melakukan keajaiban,” kata Rahim. Dia menuduh Air India mengeksploitasi krisis IndiGo. “Apa yang dilakukan Tata’s Air India selama krisis IndiGo ini? Mereka mengambil keuntungan dari penderitaan manusia,” ujarnya.

Mengutip pengalamannya sendiri, Pak Rahim mengatakan meskipun ada perintah pemerintah pada Jumat lalu (5 Desember 2025) yang membatasi tiket pesawat sebesar ₹18.000 untuk rute di atas 1.500 km, ia menemukan tiket kelas ekonomi Delhi-Thiruvananthapuram dengan harga ₹64.783 untuk perjalanan di hari yang sama pada Rabu (10 Desember) pagi. “Kontrol apa yang dimiliki pemerintah? Pemerintah tidak memiliki kendali terhadap operator swasta,” katanya.

Pak Rahim memperingatkan agar tidak melemahkan aturan FDTL atau memberikan pengecualian kepada IndiGo. Dia menyerukan mekanisme peraturan yang kuat untuk mengendalikan tiket pesawat dan memastikan keselamatan penumpang di pasar duopolistik.

avots