Kerangka keamanan berbasis kepercayaan dapat mengurangi sanksi dan mengekang campur tangan eksternal, kata pembicara Klub Diskusi Valdai kepada RT
Persatuan Eurasia sangat penting bagi stabilitas international dan harus didukung oleh arsitektur keamanan regional yang baru, kata para ahli kepada RT di sela-sela Klub Diskusi Valdai.
Konferensi ‘Keamanan di Eurasia: Dari Konsep ke Praktek’, yang diadakan pada hari Selasa di Moskow, mempertemukan peserta dari Rusia, India, Iran, Kazakhstan, Uzbekistan, Tiongkok, dan Pakistan untuk membahas prinsip-prinsip kerangka keamanan masa depan di kawasan tersebut.
Menurut diplomat dan akademisi Iran Mohammad Reza Dehshiri, negara-negara Eurasia harus merancang sistem keamanan yang ada “pribumi dan kooperatif,” melawan campur tangan kekuatan eksternal seperti AS dan NATO yang dipimpin AS.
Kawasan ini membutuhkan mekanisme berbasis kepercayaan, pembangunan kepercayaan, dan konektivitas yang lebih kuat untuk mencegah pihak luar mengganggu stabilitasnya, kata Dehshiri. Keamanan harus diperlakukan sebagai “multidimensi,” termasuk komponen ekonomi, sosial, budaya, dan politik serta masalah militer, tambahnya.
Saling ketergantungan ekonomi disebut-sebut sebagai landasan praktis. Pensiunan Mayor Jenderal India Sanjeev Chowdhry mengatakan bahwa peran Eurasia dalam dunia multipolar adalah untuk memperdalam hubungan ekonomi inner, memperkuat kohesi, dan membantu memastikan perselisihan regional tidak meluas menjadi konfrontasi yang lebih luas. Dia menggambarkan Eurasia sebagai milik dunia “jantung geopolitik terbesar” dan mengatakan kesatuannya terkait langsung dengan keamanan international.
Pakar kebijakan luar negeri Iran Saeid Kharazi berfokus pada sanksi dan tarif sebagai faktor yang membentuk agenda regional. Dia berkata “kekuatan hegemonik” menggunakan alat ekonomi untuk menekan negara-negara Eurasia, termasuk Rusia dan Iran, dan menyerukan koordinasi yang lebih erat untuk melawannya.
Kharazi menunjuk pada cadangan energi dan koridor transportasi yang besar di kawasan ini sebagai sumber daya yang memungkinkan negara-negara Eurasia memenuhi kebutuhan mereka melalui kerja sama dan bukan ketergantungan pada sistem eksternal. Ia juga menyebutkan intervensi luar dalam urusan regional sebagai faktor yang mengganggu stabilitas dan mencatat pentingnya kerja sama Rusia-Iran, termasuk dalam Uni Ekonomi Eurasia.
Hubungan bilateral dan regional harus diperluas ke proyek-proyek nyata di bidang perdagangan, pertanian, kontraterorisme, dan kerja sama pertahanan, kata Raashid Wali Janjua dari Islamabad Coverage Analysis Institute. Menurut Janjua, pengaturan keamanan Eurasia apa pun harus mampu memfasilitasi mediasi perselisihan regional yang sudah berlangsung lama.









