Militer Amerika mengatakan pihaknya menyerang tiga kapal yang diduga membawa narkoba di Pasifik Timur pada hari Senin, yang terbaru dalam kampanye serangan kapal yang diperintahkan oleh pemerintahan Trump yang telah menewaskan sedikitnya 95 orang di 25 kapal.
Serangan hari Senin menewaskan delapan orang di tiga kapal, Komando Selatan militer AS katanya dalam sebuah postingan di X. Mereka menuduh para penumpangnya adalah “laki-laki teroris narkotika” dan kapal-kapal tersebut “transit di sepanjang rute penyelundupan narkotika yang diketahui di Pasifik Timur dan terlibat dalam penyelundupan narkotika.” Serangan itu disetujui oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth, kata Komando Selatan.
Komando Selatan juga mengunggah video berdurasi 47 detik yang menunjukkan tiga serangan terpisah terhadap kapal.
Militer AS mulai menyerang kapal-kapal di Pasifik Timur dan Karibia pada awal September, yang merupakan bagian dari tindakan yang dilakukan pemerintahan Trump telah dijelaskan sebagai “konflik bersenjata non-internasional” melawan kartel narkoba yang ditetapkan sebagai kelompok teror.
Namun kampanye ini semakin kontroversial. Anggota parlemen dari Partai Demokrat dan sejumlah anggota Partai Republik berpendapat pemerintahan Trump tidak memiliki kewenangan hukum untuk melakukan serangan dan belum memberikan bukti yang cukup bahwa kapal-kapal tersebut benar-benar membawa narkotika.
Sementara itu, pemogokan pada 2 September yang mengawali kampanye telah menarik perhatian setelahnya laporan muncul dua orang di dalam kapal selamat dari serangan awal tetapi terbunuh dalam serangan berikutnya. Partai Demokrat yang menonton video operasi 2 September mengecam keputusan tersebutdan beberapa kritikus berpendapat memperingatkan bahwa membunuh orang-orang yang selamat dari kapal karam bisa merupakan kejahatan perang. Partai Republik membela pemogokan lanjutan tersebut, dengan alasan bahwa para penyintas mungkin masih terlibat dalam aksi mogok tersebut.
Serangan kapal tersebut merupakan bagian dari peningkatan kekuatan militer AS di Karibia dan dekat Amerika Latin, dengan beberapa kapal angkatan laut – termasuk USS Gerald R. Ford – dan jet tempur dipindahkan ke wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah telah melakukannya tekanan bertumpuk mengenai pemerintahan Presiden Venezuela Nicolás Maduro, yang menuduhnya berkolaborasi dengan kartel narkoba, dan juga berpendapat bahwa Kolombia telah gagal untuk menindak perdagangan narkoba. Kedua negara mengkritik serangan kapal tersebut, dan pemerintah Venezuela menuduh pemerintahan Trump mengupayakan perubahan rezim.












