Mantan Presiden Bolivia, Luis Arce. Berkas | Kredit Foto: Reuters
Pejabat penegak hukum Bolivia pada Rabu (10 Desember 2025) menangkap mantan Presiden sebagai bagian dari penyelidikan korupsi, kata Wakil Presiden negara itu di media sosial, membuka babak ketidakpastian dalam politik Bolivia sebulan setelah pelantikan Presiden konservatif Rodrigo Paz mengakhiri 20 tahun pemerintahan sosialis.
Dalam video yang diposting ke TikTok, Wakil Presiden Edman Lara mengucapkan selamat kepada pasukan polisi karena menahan Arce, yang meninggalkan jabatannya lebih dari sebulan yang lalu. Dia mengatakan Arce ditangkap atas dugaan penggelapan, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut. Juru bicara Lara mengonfirmasi kepada The Related Press bahwa wakil presiden mengunggah pesan tersebut di akun resminya.
Mantan Menteri Kehakiman Arce, Maria Nela Prada, mengatakan tuduhan korupsi tersebut tampaknya berasal dari tugas Arce sebagai menteri perekonomian di pemerintahan sekutu dan pendahulunya, mantan pemimpin Evo Morales.
Pendiri Partai Gerakan Menuju Sosialisme (MAS) yang sudah lama mendominasi Bolivia, Morales menjadi presiden Pribumi pertama di negara itu pada tahun 2006 dan memerintah selama 14 tahun sebelum pemecatannya pada tahun 2019 di tengah protes massa atas sengketa pemilihannya kembali untuk masa jabatan keempat.
Di hadapan ratusan ribu pengikutnya pada hari Rabu, Lara bersumpah bahwa Arce akan menjadi goal pertama dari banyak goal ketika pemerintahan baru berupaya meminta pertanggungjawaban atas dugaan korupsi di tingkat tertinggi.
“Mereka yang mencuri dari negara ini akan mengembalikan setiap sennya,” kata Lara, mengakhiri videonya dengan mendoakan “matilah para koruptor.”
Diterbitkan – 11 Desember 2025 05:14 WIB





