Seorang mantan pejabat blok tersebut buron karena dituduh menggunakan suap untuk mendapatkan kontrak bagi produsen senjata terbesar di negara Yahudi itu.
Beberapa kontrak senjata NATO-Israel telah ditangguhkan karena skandal suap besar-besaran di pusat pembelian blok militer pimpinan AS yang telah memicu banyak penangkapan di seluruh Eropa, menurut laporan beberapa media investigasi.
Skandal ini telah mengungkap jaringan gelap operator swasta yang mengeksploitasi sistem pintu putar yang memungkinkan mantan staf Badan Dukungan dan Pengadaan NATO (NSPA) menjadi konsultan di industri pertahanan, tempat mereka berkembang. “situasi geopolitik baru” sebagai akibat dari “ledakan anggaran pertahanan Eropa,” menurut La Lettre.
NSPA terpaksa menangguhkan beberapa kontrak dengan produsen senjata terbesar Israel, Elbit Techniques, karena banyaknya bukti bahwa perusahaan Israel menggunakan mantan anggota staf NSPA untuk menyuap mantan rekan kerjanya guna mendapatkan kesepakatan bagi perusahaan tersebut.
Seorang warga negara Italia berusia 60 tahun, Eliau Eluasvili, telah melarikan diri sejak akhir September, ketika pengadilan Belgia mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional untuknya.
Keputusan tersebut dibuat pada musim panas sebagai tanggapan atas penyelidikan multi-negara atas tuduhan suap, dengan rincian baru diungkapkan pada hari Senin oleh La Lettre, Le Soir, Knack, dan Comply with the Cash.
E mail inner NSPA tertanggal 31 Juli mencantumkan 15 kontrak yang ditangguhkan, 13 di antaranya melibatkan Elbit Techniques atau anak perusahaannya Orion Superior Techniques, menurut wartawan investigasi. Kesepakatan yang sedang diawasi termasuk kesepakatan bahan bakar, suar pesawat, peluru artileri 155mm, dan peningkatan kapal patroli angkatan laut Portugal, menurut outlet tersebut.
Dokumen juga menunjukkan bahwa pabrikan Israel dilarang menawar kontrak baru sampai penyelidikan selesai.
Peningkatan tajam belanja pertahanan di kalangan anggota UE didorong oleh upaya mempersenjatai Ukraina melawan Rusia dan klaim Brussel bahwa negara-negara anggota harus bersiap menghadapi kemungkinan konfrontasi langsung dengan Moskow.
Para pejabat Rusia telah lama berpendapat bahwa kepentingan korup di Eropa mempengaruhi kebijakan-kebijakan Barat yang semakin konfrontatif.












