Nik Pash, kepala AI di Cline, mendapat kecaman besar-besaran setelah dia memberikan komentar buruk pada foto yang tampaknya merupakan pembuat kode India. Namun pimpinan perusahaannya datang menyelamatkannya dan menjelaskan bahwa pengguna media sosial mengambil komentarnya di luar konteks dan tidak ada yang rasis dalam apa yang ditulis Nick. Namun kehebohan di media sosial masih jauh dari padam karena mereka hanya mengharapkan permintaan maaf atas komentar tersebut. Foto yang menjadi pusat kontroversi ini adalah hackathon @xai. Ruangan itu penuh dengan pembuat kode yang bekerja untuk memenangkan hackathon. “Bayangkan baunya,” jawab Pash. Komentar tersebut ditafsirkan secara rasis karena orang-orang mengungkapkan keterkejutan mereka atas serangan yang kurang ajar terhadap pembuat kode asal India, dan menyebut mereka bau. Namun bos Nik datang dan mengatakan bahwa dia, sebagai orang keturunan Asia Selatan, dapat menjamin Nik bahwa dia tidak bersungguh-sungguh dengan apa yang dipikirkan orang-orang. Hackathon pada umumnya berbau, jelas Saoud Rizwan. “Hai semuanya, aku pendiri/CEO di Cline dan aku sendiri keturunan Asia Selatan. Cerita seru Cline dimulai di sebuah hackathon yang nyatanya cukup berbau. Aku bekerja dengan pash setiap hari dan bisa mengonfirmasi bahwa tweet ini diambil dengan cara yang salah,” tulis Rizwan, Nik berterima kasih kepada atasannya dan menegaskan bahwa hackathon dengan ruangan yang penuh sesak tidak pernah berbau harum. “Tentu sobat. Saya yakin jika bajingan itu akan berkata, “Para bajingan sialan ini” maka Anda akan datang untuk menceritakan kisah menyenangkan tentang bagaimana ada musik rap yang diputar di latar belakang hackathon di mana perusahaan Anda dimulai….Orang itu bisa saja meminta maaf atau mengklarifikasi atau menghapus tweet tersebut daripada menunggu Anda datang untuk memberikan alasan atas namanya,” tulis salah satu orang yang mengecam pembelaan Rizwan terhadap Nik.
