Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memutus tren penurunan selama dua hari berturut-turut pada perdagangan Senin kemarin, sebuah momen krusial di mana pasar sempat kehilangan hampir 100 poin atau setara 1,1 persen. Saat ini, indeks bertengger tipis di bawah level psikologis 8.550. Kendati demikian, para pelaku pasar perlu waspada karena ada potensi IHSG akan kembali menyerahkan keuntungan tersebut pada perdagangan Selasa ini. Sentimen negatif membayangi, terutama dipicu oleh perkiraan aksi ambil untung (profit taking) setelah penguatan yang terjadi baru-baru ini.
Tekanan Global dan Pergerakan Wall Street
Proyeksi pasar global untuk bursa Asia cenderung melemah. Bursa Eropa dan Amerika Serikat kompak ditutup di zona merah, dan bursa Asia diperkirakan akan dibuka dengan nada serupa. Di Wall Street, indeks-indeks utama terpuruk sepanjang hari perdagangan Senin. Dow Jones anjlok drastis 427,09 poin (0,90 persen) ke level 47.289,33, sementara NASDAQ dan S&P 500 masing-masing kehilangan 0,38 persen dan 0,53 persen.
Pelemahan di bursa AS ini terjadi ketika para pedagang memilih untuk mencairkan keuntungan dari reli pekan lalu—sebuah periode di mana pasar sempat pulih signifikan dari penarikan tajam di bulan November dan mendekati rekor tertinggi. Optimisme sebelumnya didorong oleh komentar dovish pejabat Federal Reserve terkait suku bunga, namun rilis data ekonomi AS dalam beberapa hari mendatang bisa saja mengubah arah kebijakan tersebut.
Dinamika Lantai Bursa Domestik dan Komoditas
Meskipun dihantui sentimen global, IHSG menutup hari Senin dengan kenaikan 40,08 poin atau 0,47 persen ke level 8.548,79, setelah bergerak di rentang 8.493,25 hingga 8.553,62. Penguatan ini dimotori oleh saham-saham sektor keuangan dan sumber daya alam, meski tertahan oleh kelemahan di sektor semen dan telekomunikasi. Saham Energi Mega Persada menjadi bintang dengan lonjakan fantastis 21,32 persen, sementara bank-bank besar seperti Bank Central Asia (BCA) dan Bank Negara Indonesia (BNI) mencatatkan kenaikan solid masing-masing 1,51 persen dan 1,17 persen. Sebaliknya, raksasa otomotif Astra International justru terperosok 2,67 persen, dan Indosat Ooredoo Hutchison melemah 2,09 persen.
Di sisi komoditas, harga minyak mentah melonjak seiring tekanan terhadap dolar AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga. Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari tercatat naik 1,28 persen menjadi $59,30 per barel.
Kekacauan Jaringan Penerbangan di Langit Asia
Ketidakpastian ternyata tidak hanya melanda pasar modal, tetapi juga sektor riil, khususnya industri penerbangan Asia yang tengah menghadapi disrupsi serius. Pekan ini, sektor aviasi menyaksikan gelombang pembatalan penerbangan yang melibatkan maskapai besar seperti Garuda Indonesia, SriLankan Airlines, Mandarin Airlines, Malaysia Airlines, hingga China Express Airlines. Gangguan ini berdampak luas pada hub-hub utama seperti Jakarta, Singapura, Amsterdam, Taipei, hingga kota-kota di Tiongkok utara.
Tercatat ada total 19 pembatalan dan 73 penundaan penerbangan yang mengacaukan rencana perjalanan ribuan penumpang. Situasi ini menyoroti ketegangan operasional yang meningkat, variabilitas cuaca yang sulit diprediksi, serta tekanan ruang udara di koridor perjalanan tersibuk Asia.
Dampak Signifikan pada Rute Domestik dan Internasional
Garuda Indonesia terpaksa membatalkan sejumlah layanan vital yang menghubungkan Jakarta dan Sumatra, sebuah pukulan bagi pelaju bisnis yang mengandalkan penerbangan pagi dan sore. Pembatalan ini mencakup penerbangan GIA180 dan GIA181 rute Halim Perdanakusuma–Kuala Namu (PP), serta penerbangan GIA162 dari Soekarno-Hatta menuju Minangkabau International di Padang.
Di kancah internasional, konektivitas antara Kolombo dan Singapura terganggu akibat pembatalan penerbangan SriLankan Airlines (ALK308 dan ALK309) menggunakan armada Airbus A320, yang memutus arus penumpang masuk dan keluar di salah satu rute dengan permintaan tinggi tersebut. Sementara itu, Mandarin Airlines menangguhkan layanan malam rute Kinmen–Taipei (MDA1258), menghilangkan opsi transportasi penting bagi penumpang komuter yang menuju distrik bisnis pusat Taipei.