LensaNTB.com, (Sumbawa Barat) — Kepala Pimpinan Cabang Perum Bulog Sub Divre Sumbawa, Kurnia Rahmawati S.TP bersama Dinas Pertanian Sumbawa Barat dan Wakil Ketua Komisi II DPRD setempat, Nurjannah, Kamis (25/2) pagi tadi mematau penyerapan gabah petani setelah panen.
Kegiatan tersebut dilakukan di dua desa yaitu Moteng dan Lamuntet, Kecamatan Brang Rea.
Selian melakukan pemantauan, rombongan tersebut juga melakukan dialog bersama petani menyikapi soal harga gabah yang cendrung tidak bisa diprediksi.
Pada pertemuan tersebut, Bulog menyarankan kepada petani memperhatikan beberapa hal. Pertama, petani diminta untuk tidak melakukan panen sebelum umur padi siap panen. Jika padi dipanen belum cukup umur, maka bulir dipastikan mengandung kadar air yang tinggi dan belum padat berisi. Jika selanjutnya dijual, maka harga pasti akan anjlok.
Untuk itu, katanya, Bulog menekankan kepada petani untuk memperhatikan umur panen. Umur panen turut berpengaruh pada harga gabah saat dijual.
Kedua, petani diminta tidak perlu khawatir apalagi panik mengenai pembeli. Selama padi telah dipanen dan kadar airnya 25 persen serta hampa 10 persen, maka Bulog melalui mitranya siap melakukan intervensi berdasarkan amanat dari Permendag nomor 24 tahun 2020 yang secara detail mengatur tentang pembelian harga gabah.
“Bulog Sumbawa telah membentuk Satker Pegadaan guna memantau setiap perkembagan harga yang terjadi dilapangan,” ujarnya.
Nah, kejadian yang menimpa sebagian petani yang gabahnya dibeli dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) hingga anjlok pada level harga Rp 3.600/kg, menurutnya, harus dijadikan sebagai pelajaran agar hal ini kedepannya tidak terulang lagi.
“Umur panen memegang peranan penting soal harga,” katanya seraya mengatakan bahwa mitra Bulog di tanah Pariri Lema Bariri ialah Ud. Pantasi dan Ud. Lang Pasir.
Disinggung soal harga gabah yang saat ini tidak menentu, Kapinca Sumbawa menjawab bahwa itu adalah harga revaksi yang kategori diluar kualitas HPP.
“Kesimpulannnya ada di petai. Yang kami intervensi hanya sesuai Permendag,” ungkapnya.
Terakhir, pihaknya menyampaikan bahwa target serapan gabah setara beras yaitu 32.000 ton. Jika melampaui target tersebut, maka itu akan lebih bagus. Artinya, tidak ada batasan dana untuk penyerapan.
“Soal harga menjadi attensi. Tetap kami melakukan monitor,” demikian.