Lensantb.com,Sumbawa Barat — Dalam rangka mendukung gizi dan pertumbuhan, sebanyak 319 balita gizi kurang di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mendapat bantuan pangan tambahan dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Jumlah 319 tersebut berada di Desa Sapugara-Bree, Desa Beru, Tepas, Moteng dan Desa Tepas Sepakat di Kecamatan Brang Rea. Sedangkan Kecamatan Taliwang di Desa Labuan Lalar dan Kelurahan Dalam.
Bantuan pangan yang disalurkan hari ini untuk mereka ialah telur ayam ras sebanyak 20 butir/balita, tempat telur dan wriping sebanyak 2 buah, abon daging sapi, kacang hijau kering, gula pasir, minyak goreng, serbuk susu kedelai dan goodie bag bungkus besar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ir. H. Alimin melalui Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Indra Jaya S.Pt,.M.Si pada media, Senin (13/7) kemarin mengatakan, pihaknya bersyukur dan mengapresiasi adanya bantuan tersebut dari Pemprov NTB terlebih dalam situasi pencegahan penyebaran Corona Disease -19.
Menurutnya, bantuan dari Pemprov itu sangat membantu terlebih meringankan beban ekonomi keluarga dari sisi pengeluaran.
Terkait dua kecamatan yang menjadi sasaran penyaluran bantuan makanan tambahan bagi balita kurang gizi tahun 2020 tersebut, katanya, itu provinsi yang tentukan. Pemkab Sumbawa Barat, tegasnya, telah berupaya mengusulkan semua kecamatan menjadi target sasaran agar nantinya tidak muncul kesan suka dan tidak suka.
“Kita harap, kecamatan yang belum di akomodir bisa di attensi di kemudian hari,” paparnya seraya mengatakan data soal balita gizi kurang itu sumbernya dari Dinas Kesehatan.
Indra menambahkan, penyaluran makanan tambahan untuk balita gizi kurang merupakan upaya pemerintah dalam rangka menciptakan sekaligus menjaga agar generasi Indonesia tetap sehat.
Data ini diperoleh oleh teman-teman Dinas Kesehatan melalui kegiatan posyandu karena anggap optimal dalam membantu mendeteksi anak yang mangalami masalah dengan kesehatan.
“Semoga kegiatan ini terus berlanjut di tahun yang akan datang,” singkatnya.
Terakhir, Indra juga menghimbau agar masyarakat juga gemar hidup bersih dan mengkonsumsi makanan yang sehat.
“Soal kesehatan itu penting karena erat hubungannya dengan pertumbuhan,” ungkap Kabid Kerawanan Pangan. (joN)