LensaNTB.com, (Sumbawa Barat) — Desa Kertasari, Kecamatan Taliwang, Sumbawa Barat Nusa Tenggara Barat akan menjadi tuan rumah pelaksanaan Advokasi Horizontal Learning (AHL) pada tanggal 3-4 Maret 2020 mendatang. Pada acara yang rencananya di pusatkan di hotel Whales and Waves, akan hadir kepala daerah mulai dari Bupati, Walikota, Gubernur hingga beberapa tamu VIP lainnya.
Untuk diketahui, AHL merupakan agenda yang di gagas sebagai wadah atau hematnya tempat belajar serta bertukar informasi bagaimana penanganan sanitasi aman menuju Indonesia sehat.
Tanah Pariri Lema Bariri di tunjuk oleh sekretariat nasional Aliansi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) dianggap sebagai kabupaten paling aktif dan progresive hingga di anggap salah satu kabupaten/kota best practice soal penanganan sanitasi. Buktinya,mulai dari pembangunan jamban warga dalam 100 hari kerja-pasca pelantikan, ribuan septik tank hingga pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di desa dan kota.
Sekretaris panitia kegiatan AHL KSB, Benny Tanaya yang di wawancarai, Sabtu (15/2) mengatakan, bahwa bumi penghasil emas dan tembaga tengah menyita perhatian publik bukan hanya nasional tapi juga Internasional. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNICEF datang tahun 2019 lalu dan melihat secara langsung model penanganan sanitasi. Nah, pada hari H pelaksanaan AHL mendatang, kata Benny, 492 kepala daerah beserta rombongan rencananya akan hadir.
Kegiatan AHL, tambahnya lagi, kemungkinan tidak akan berlangsung di dalam ruangan saja. Tetapi peserta juga akan diajak meninjau secara langsung penanganan sanitasi hingga partisipasi masyarakat.
“Suatu kehormatan bagi masyarakat Sumbawa Barat bisa menjadi tuan rumah kegiatan nasional terlebih berbagi edukasi dengan daerah lain,” terangnya seraya mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut sebagai substansi penting dalam menunjang sektor pariwisata menyusul KSB masuk dalam Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia 2020.
Jadi, kata Benny, tidak hanya sanitasi yang menjadi muatan AHL. Panitia kabupaten mencoba menyelipkan kepariwisataan karena tema yang akan di angkat ialah berbicara soal sinergitas pariwisata dan sanitasi. Karena menurut kami, dua hal itu memiliki hubungan erat yang tak bisa di pisahkan.
“Harus dimanfaatkan momentum ini. Mengutip pepatah, sekali mendayung dua sampai tiga pulau terlampaui,” beber Benny.
Panitia sengaja memusatkan kegiatan di Desa Kertasari, karena wilayah tersebut memiliki potensi yang bisa diandalkan untuk sektor pariwisata.
Lepas soal itu Pariwisata, tambah pria yang juga menjabat sebagai staff Bupati itu, bahwa selain program penurunan angka kemiskinan melalui Kartu Bariri dan Kartu Pariri, Pemkab Sumbawa Barat juga memiliki program lain yaitu memperkuat daya dukung kebersihan, kesehatan dan keasrian lingkup hidup yang terangkup dalam STBM.
“Segala persiapan terus di matangkan agar agenda berjalan dengan lancar seperti yang di harapkan,” pungkasnya. (joN)