LensaNTB.com, (Sumbawa Barat) — Pengetasan jalan daerah terisolir masih menjadi konsen Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Pemukiman (PUPRPP) Kabupaten Sumbawa Barat.
Salah satu jalan terisolir yang dituntaskan tahun ini ialah, ruas Rarak-Ronges, Kecamatan Brang Rea sepanjang 1.635 kilometer dengan lebar tiga meter. Sebagai bagian dari pelayanan, proyek tersebut menelan anggaran kurang lebih Rp 2 milyar.
“Dengan rampungnya jalan itu, maka tidak ada lagi akses jalan terisolir di tanah Pariri Lema Bariri,” ungkap Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Dinas PUPRPP, Novrizal Zainsyah ST melalui Kepala Bidang Bina Marga, Ahmad Safwan ST pada media, Sabtu (6/12) lalu.
Dikatakan Safwan, pengerjaan ruas jalan tersebut merupakan paket lanjutan dari pengerjaan jalan yang sebelumnya di sentuh oleh pemerintah dari Bangkat Monteh – Rarak saja.
Mantapnya akses transportasi itu, jelas Safwan diharapkan mampu menghadirkan multiplayer effect bagi masyarakat. Bukan saja sekedar dinikmati untuk bertransportasi, tetapi yang lebih utama ialah memberikan dampak ekonomi secara langsung pada warga setempat.
Selain ruas jalan terisolir, Bina Marga juga turut melakukan pemantapan jalan di perkotaan Taliwang, Kecamatan Taliwang sebanyak delapan ruas. Menurutnya, menyentuh wilayah perkotaan juga dianggap penting lantaran pusat ekonomi dan pemerintahan.
“Akses jalan perkotaan harus bagus. Jika jalan rusak atau buruk, maka hal lainnya pasti terganggu. Disektor ekonomi misalnya, mobilisasi barang akan terganggu,” paparnya.
Selain perkotaan dan pengentasan jalan daerah terisolir, Bina Marga juga melakukan penataan akses transportasi jalan di Kecamatan Maluk sebanyak lima ruas yang tersebar di dua desa yaitu Desa Mantun dan Desa Pasir Putih dengan nilai anggaran Rp 1 milyar lebih. Terakhir, di Kecamatan Poto Tano berupa peningkatan jalan Kiantar-Reban sepanjang 0.600 kilometer dan lebar 3,5 meter senilai Rp 957 juta.
“Alhamdulillah, secara keseluruhan dalam progres pengerjaan jalan tidak ada gangguan dan kendala. Tentu, apresiasi ini patut di sematkan kepada masyarakat atas dukungan dan kontribusinya dalam menjaga kondusifitas daerah,” ujar Safwan.
Pada media, mantan Kabid Sumber Daya Air pada PUPRPP itu turut menyentil soal spirit warga Desa Seminar Salit, Kecamatan Brang Rea saat pelaksanaan Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) bulan Oktober 2020 lalu.
“Warga antusias dalam bekerja bersama teman-teman TNI, salah satunya membangun jalan usaha tani,” terangnya seraya mengatakan, spirit gotong royong masyarakat harus terus terpelihara.
Disinggung soal rencana penanganan jalan tahun depan, Ia menjawab ruas Bertong – Perjuk, Kecamatan Taliwang masuk dalam radar penanganan.
“Sebenarnya tahun ini ruas Bertong – Perjuk ditangani. Karena anggarannya senilai Rp 17 m di refocusing untuk penanganan Covid -19, proyek tersebut akhirnya batal,” paparnya.
Ia menambahkan, kemungkinan besar anggaran Rp 17 milyar yang sempat di tarik oleh pemerintah pusat itu bakal di kucurkan lagi. Pusat Fasilitasi Infrastruktur Daerah (FPID) Kementrian PU telah memberikan sinyal positif prihal dana tersebut.
“Semoga tidak ada lagi refocusing agar jalan tersebut bisa dikerjakan terlebih salah satu akses koneksi darat masyarakat Sumbawa Barat,” pungkasnya. (joaO)