LensaNTB.com, Sumbawa Barat– Berbicara soal pertanian, tidak hanya berkutat pada bibit, pola tanam, pupuk, pestisida hingga capaian hasil produksi. Perlu juga di angkat ke permukaan mengenai sarana berupa Bendungan maupun Embung yang memiliki peranan penting dalam menjawab kebutuhan air untuk petani terlebih menggairahkan sektor hijau itu.
Tak berlebihan, Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan dan Pemukiman melalui Bidang Sumber Daya Air (SDA) tiap tahun membangun Bendungan maupun Embung di sertai saluran irigasi untuk pertanian lebih maju, produktif. Jauh lebih penting dari itu, mampu mengangkat derajat hidup petani.
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sekaligus Sekretaris Dinas (Sekdis) PUPR, Novrizal Zainsyah ST melalui Kepala Bidang SDA, Yetty Andriani SE pada media, belum lama ini mengatakan, muara dari pembangunan sarana tersebut lebih terkonsentrasi pada pertanian. Nah, tahun 2019 ini, pihaknya menggelontorkan Rp 16 milyar sumber Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk dua unit embung. Yaitu Embung Tiu Kelongkang atau Tiu Bengkemah di Kecamatan Jereweh dan Embung Talonang di Kecamatan Sekongkang. Sedangkan Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai (Satker BWS NTB), KSB mendapatkan dua bantuan berupa Bendungan Tiu Suntuk di Kecamatan Brang Ene-akan di kerjakan multiyears dengan taksiran anggaran Rp 1,7 triliun. Satu lagi, Embung Tebo di Desa Tebo, Kecamatan Seteluk dengan anggaran Rp 7 milyar.
“Tiga embung di atas (selain Tiu Suntuk,red) sudah hampir rampung dan tinggal menyisahkan pekerjaan kecil yang bisa di selesaikan beberapa hari kedepan,” ungkapnya.
Khusus untuk Bendungan Tiu Suntuk, proyek itu masuk dalam 16 rencana pembangunan di Indonesia tahun 2019 sekaligus di prioritaskan guna menjawab aspirasi masyarakat saat President RI, Joko Widodo beserta rombongan Kunjungan Kerja (Kunker) Oktober 2018 lalu. Selain kesiapan daerah, proyek di Kecamatan Brang Ene itu memiliki beberapa fungsi lainnya. Tiga diantaranya-seperti yang di sampaikan Bupati KSB, Dr. Ir. H. W. Musyafirin MM pada saat meninjau lokasi, Jum’at (8/2/2019) lalu di Desa Muhajirin ialah, pertama, mendukung pertanian, kedua, pembangkit listrik dan terakhir menahan banjir dengan menampung air 56 juta kubik air. Sedangkan Bintang Bano akan menampung debit air 65,84 juta meter kubik air.
Kedepan, daerah pertanian akan lebih semangat menyusul pembangunan mega proyek, Bendungan Bintang Bano di Desa Bangkat Monteh, Kecamatan Brang Rea menunjukkan progres yang significant. Saat ini, tambah Yetty, pemerintah melalui leading sektor terkait tengah melakukan proses pembebasan lahan untuk kepentingan jaringan irigasi. Jaringan dari bendungan tersebut akan tembus ke daerah-daerah yang kesulitan dengan air.

foto ist//
Bupati KSB (Baju biru) sarapan bersama Kapolres dan Dandim 1628 SB usai meninjau lokasi Tiu Suntuk
Adapun manfaat dan keunggulan dari Bendungan tersebut, menjadi sumber air baku sebesar 555 per/detik serta manfaat lainnya ialah sebagai pembangkit listrik dengan kekuatan Minihidro 2 x 4,4 Megawatt hingga membendung aliran air sungai Brang Rea dan mengendalikan banjir ulangan yang alirannya mencapai 21,13 juta meter kubik.
“Semoga cepat rampung dan hasil pembangunan itu segera di nikmati oleh masyarakat,” ungkapnya singkat.
Yetty menambahkan, bahwa data daerah irigasi atau hematnya Embung dan Bendungan di tanah Pariri Lema Bariri tahun 2018 sebanyak 58 yang tersebar di semua kecamatan dengan luas areal baku dan fungsi yang bervariasi.
“Pembangunan sarana untuk publik terus di lanjutkan tahun 2020-tahun mendatang. Masih ada beberapa wilayah pertanian yang membutuhkan kehadiran embung-sejenisnya berdasarkan usulan masyarakat,” imbuhnya lepas seraya mengatakan bahwa akan di sesuaikan dengan kekuatan keuangan daerah.
Terakhir, mantan Kabid Cipta Karya itu berharap agar hasil pembangunan di jaga. Baik itu jaringan irigasi, embung maupun lainya. Di jaga agar usia pemakaiannya panjang serta kemuliaan bersama.
“Dengan ketersediaan air pada lahan pertanian, produksi di harapkan bertambah dari 2x panen menjadi 3x panen di semua wilayah,” pungkasnya. (joN*)