LensaNTB.com, (Sumbawa Barat) — Sepasang kerbau kerapan yang di namai Bulan Bintang (BB) Junior milik Agusfian SE anggota DPRD KSB asal Sapugara-Bree, Kecamatan Brang Rea berhasil menjuarai event Kerapan Kerbau dalam rangka memeriahkan Harlah Kabupaten Sumbawa Barat ke-16, Ahad (24/11) tadi.
Kerbau yang baru dua minggu di transfer dari Desa Baru, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa dengan nilai cukup pantastis Rp 150 juta itu berhak dengan satu unit sepeda motor serta satu ekor sapi beserta hadiah lainnya.
Keberhasilan sepasang kerbau tersebut di kelas 5-8. Sedangkan di kelas 1-4 atau special engine (kelas berat,red) di raih oleh sepasang kerbau yang di namai Angin Paris, asal Desa Lamenta, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa.
Pada lari puncak, BB junior mencatat kecepatan 11.38, sedangkan Angin Paris membukukan kecepatan 11.28 terlebih mengalahkan beberapa pesaingnya di masing-masing kelas.

Fhoto ist/jon
1. nampak Agusfian (tengah) bersama BB Junior
2. Pemilik Angin Paris (baju putih) bersama kerbaunya saat serah-terima hadiah dari panitia.
Untuk diketahui, selama di arena lumpur Angin Paris mencatat rekor sudah menggondol 5 (lima) sepeda motor di berbagai event dan BB Junior baru mengoleksi 2 (dua) sepeda motor.
Nah, atas berbagai prestasi yang berhasil di raih serta selaras dengan akselerasi lari, harga dua pasang kerbau tersebut tak berlebih tembus pada tawaran ratusan juta rupiah.
Pada kegiatan Berapan yang di buka oleh Sekda setempat, Abdul Aziz SH.,MH hadir kerbau-kerbau yang kerap juara. Sebut saja Gegana, Penok Semawa, Putra Paris, Gesek Janda, Lala Samawa, Bintang Lestari, Gempa Susulan hingga aksi memikat Cuplis-kerbau berwarna bule tanpa tanduk.
Lepas dari itu, Ketua Harian pengurus Gabungan Penggemar Pencinta Budaya Berapan Kebo (GP2B2K), Sarimin SH mengatakan, pihaknya mengapresiasi peserta yang ikut andil membantu menyukseskan acara.
Pada media, Sarimin mengatakan bahwa dewasa ini berapan kebo perlahan merambah dunia bisnis. Pasalnya, harga kerbau naik bahkan mencapai ratusan juta rupiah. Itu, menurutnya akan menambah semangat peternak untuk rajin bahkan multiplayer effect lainnya meningkatkan populasi kerbau di tia kabupaten.
Kendati demikian, kata Imen-akrabnya disapa, bahwa budaya Berapan Kebo warisan leluhur yang harus di jaga. Tidak sampai disitu, budaya ini juga menjadi media untuk mempererat tali silaturrahmi. Yang lebih bangga lagi, bahwa budaya berapan saat ini menjadi ikon pariwisata.
“Terus kita lestarikan budaya ini sebagai identitas dari tanah Pariri Lema Bariri,” ujarnya.
Ia berharap, kepada pemilik kerbau untuk merawat karena tahun depan di event yang sama, tidak menutup kemungkinan panitia akan memasang reward yang lebih menarik dari penyelenggaraan tahun ini.
“Pertahankan khazanah budaya ini untuk yang lebih baik,” pungkasnya. (jN)