LensaNTB.com, Sumbawa Barat — Kepala Desa (Kades) terpilih Lalar Liang, Syamsul Hakim S.Ip akan mengarahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2020 untuk pemberdayaan masyarakat dan pengembangan pariwisata ekonomi kreatif. Hal itu di lakukan selaras dengan masuknya Kabupaten Sumbawa Barat atau Festival Taliwang (Festa) dalam 100 Calender of Event Wonderful Indonesia tahun 2020 mendatang.
“Desa Lalar Liang bertekad mengambil peran dalam rencana kepariwisataan itu terlebih memberikan multiplayer effect pada desa dan masyarakat,” ujarnya.
Lanjut Syamsul, untuk mendukung nawaitu mulia tersebut, pihaknya akan menginisiasi pembentukan organisasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai mitra kerja pemerintah desa dalam memajukan serta menggaungkan potensi destinasi wisata dan ekonomi kreatif yang ada di desa. Dalam hal ini, sambungnya lagi, teman-teman muda di harapkan menjadi aktor penggerak dalam memajukan desa. Selasa (29/10).
Pihaknya juga mendorong masyarakat untuk menciptakan hasta karya kreatif yang muaranya menghasilkan dan mendongkrak pendapatan keluarga. Disisi lain, anggaran desa turut memback up untuk peningkatan kapasitas dengan menggelar pelatihan dan pendidikan.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. I Gusti Bagus Sumbawanto mengapresiasi niat tersebut.
“Membangun pariwisata tidak cukup dengan APBD. Perlu juga intervensi dan keikutsertaan pihak lain,” ungkapnya.
Ia menambahkan, berbicara soal pariwisata cukup komplek. Terlihat mudah, namun cukup njelimet. Artinya, semua lini di butuhkan. Percuma gencar melakukan promosi, namun masyarakat belum siap.
Hematnya, sambung Sumbawanto, para wisatawan ini pasti membutuhkan souvenir sebagai kenangan atau buah tangan untuk kerabat dan keluarga setiba sampai di kampung halaman. Nah, kalau pemerintah yang siapkan itu semua, lantas masyarakat mendapatkan apa. Peluang usaha itu harus di manfaatkan karena sangat menjanjikan.
“Kalau semua desa memberikan porsi APBDesnya untuk pemberdayaan dan pengembangan industri kreatif, maka lambat laun akan muncul one village, one produk. Pada ujungnya, tumbuhlah daya saing hingga tembus pasar nasional,” bebernya.
Ia berharap, menyonsong tahun 2020 CoE Wonderful Indonesia, semua desa memiliki produk unggulan.
“Ada banyak macam industri kreatif. Bukan saja soal kuliner ataupun anyaman rotan. KSB kaya akan sumberdaya alam. Asal ada kemauan, pasti ada jalan untuk kemajuan,” gugah mantan Kepala Dinas Pertanian itu. (jN)