
Ket Foto : Nampak Jagung Gagal Panen (Sumber : S Bogie)
LensaNTB.com, (Sumbawa Barat) — Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Sumbawa Barat (Distabunnak KSB) mencatat bahwa 800 hektar jagung di Kecamatan Poto Tano, mengalami gagal panen.
Prihal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Tanbunnak, Suhadi melalui Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan dinas setempat, Syaiful Ulum yang diwawancarai media, Rabu (20/3/2019) pagi tadi.
Ia mengatakan, gagal panen tersebut terjadi di dua desa kecamatan setempat yaitu Desa Tua Nanga sebanyak 600 hektar dan Desa Kiantar sebanyak 200 hektar.
Gagal panen ini, lanjutnya lagi akibat dari tidak stabilnya curah hujan di wilayah sekitar dan mengakibat tanah serta tanaman jagung kekurangan air.
“Ini merupakan faktor alam yang tidak bisa diprediksi,” singkatnya.
Akibat dari gagal panen itu, sambungnya lagi, petani setempat dipastikan merugi dalam jumlah besar.
Untuk diketahui, pada musim tanam jagung lalu, petani setempat ada yang mengakses dana pinjaman dari perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI.
“Bagi petani yang memanfaatkan dana KUR BRI, Pemkab Sumbawa Barat melakukan lobi kepada perbankan dimaksud agar bisa dibantu meringankan beban mereka berupa penundaan angsuran pemgembalian modal pinjaman,” papar Syaiful.
Nah, terkait bunga dari pinjaman KUR, Kabid Syaiful menegaskan, itu bukan ranahnya. Melainkan, ranah pihak perbankan.
“Itu urusan internal direksi BRI soal bunga,” ungkapnya lepas.
Terkait tempo pengembalian, Syaiful menyampaikan, tidak menutup kemungkinan petani setempat akan mengembalikan modal yang dipinjamkannya itu tahun depan sampai panen jagung berhasil. Pasalnya, petani jagung setempat tidak mungkin akan menanam jagung lagi tahun ini mengingat hujan mulai jarang turun.
“Kita harap bank bisa memahami karena itu diluar nalar manusia dan bisa dikategorikan gagal panen itu sebuah peristiwa musibah bagi petani,” pungkasnya.(LN JON)