LensaNTB.com, Sumbawa Barat – Nama Nadine Alexandra Dewi tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Belum lama ini, ia menginjakan kakinya di tanah Pariri Lema Bariri. Dari sekian banyak tempat yang di sambangi, dirinya terhentak ketika melihat ramainya aktifitas illegal mining
“Sangat disayangkan. Bumi yang asri ini dibiarkan rusak akibat Penambangan Tanpa Ijin (PETI),” ujarnya saat di wawancarai awak media ini kamis pagi, (21/2).
Menurutnya, kehadiran terhadap PETI memberikan multiplier effect yang tidak baik terhadap lingkungan, satwa serta biota lainya yang tak terlihat secara kasat mata. Yaitu mengundang penggunaan bahan kimia berbahaya jenis merkuri sebagai sarana menangkap atau memisahkan emas dari butiran bebatuan yang terlebih dahulu digelondong.
Kita ketahui bersama, terangnya lagi bahwa merkuri ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan juga manusia. Contoh, jika manusia terpapar merkuri, maka besar kemungkinan keturunannya akan lahir tidak normal. Jika mencemari lingkungan, maka lingkungan akan rusak. Nah, untuk mengembalikan lingkungan normal seperti semula, membutuhkan waktu yang sangat lama.
Putri Indonesia tahun 2010 itu juga mengungkapkan, mari kita menjaga keseimbangan lingkungan, sebab bukan hanya tanggung jawab aparat dan pemerintah saja. Akan tetapi, tanggung jawab bersama.
Masih dari keterangan Nadine, dengan jumlah PETI yang banyak, artinya skala pencemaran juga sudah sangat luas dan kita harus mulai mempertimbangkan dampaknya kepada kesejahteraan masyarakat KSB dan alam yang masih sangat indah. Inilah yang harusnya menjadi fokus kita bersama.
“Jangan hanya pelaku dan tempat yang mendapat perhatian, tetapi peredaran merkuri itu jauh lebih penting menjadi attensi,” gugah Nadine Alexandra.
Ia berharap kepada Pemkab Sumbawa Barat agar tidak henti memberikan pemahaman kepada masyarakat soal bahaya merkuri. Apakah itu menggandeng NGO maupun OKP sebagai mitra.
“Namun, jangan lupa solusi yang ditawarkan kepada eks penambang agar mereka meninggalkan pekerjaan itu, dengan pekerjaan yang layak dan jauh dari resiko bagi pelaku tambang,” pungkasnya. (LN.ZN)