LensaNTB.com (Sumbawa Barat) – Dalam rangka mendekatkan pelayanan pada masyarakat serta mendukung program konversi Minyak Tanah (Mitan) ke Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg, Kabupaten Sumbawa Barat bertekad membangun stasiun pengisian LPG. Pembangunan dirasa perlu lantaran harga LPG terutama di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat belum merata.
Prihal tersebut disampaikan oleh Bupati KSB, Dr. Ir. H. W. Musyafirin MM disela-sela sambutannya kala meresmikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak, Desa Senayan, Kecamatan Poto Tano, Kamis (15/11/2018) kemarin.
“Kami ingin mengusulkan pembangunan stasiun yang dimaksud kepada Kementrian ESDM, BPH Migas dan PT Pertamina. Tujuannya masyarakat mudah melakukan pengisian dan mendapatkan harga yang relative murah,” ungkap Bupati.
Selain itu, ada hal yang mendasar mengapa KSB bertekad untuk itu. Kedepan, di tanah Pariri Lema Bariri akan terbangun industri baru berupa pabrik pemurnian emas yaitu smelter di Kecamatan Maluk. Kehadirannya pasti berimbas pada tingkat kebutuhan masyarakat terhadap LPG dalam jumlah besar dibandingkan dengan kabupaten lainnya.
Faktor harga juga perlu menjadi attensi karena menyangkut biaya transportasi pengangkutan. Saat ini, terang Bupati, warga sangat sulit mendapatkan harga yang bersahabat. Bandingkan saja, untuk mendapatkan LPG di Pulau Lombok cukup merogoh kocek kantong pulus pada angka Rp 20-22.000,-/ tabung LPG 3 kg. Setelah diangkut ke Pulau Sumbawa, harganya melonjak drastis bahkan mencapai ratusan ribu rupiah. Artinya, ada margin harga yang cukup tinggi.
“Jika stasiun pengisian LPG terbangun di KSB, maka harga dapat terjangkau dan ekonomis,” terang Bupati.
Untuk diketahui, pada saat peresmian SPBU Kompak, turut hadir staff khusus Mentri ESDM bidang politik hukum dan keamanan, E. Widyo Sunaryo dan beberapa tamu undangan dari PT Pertamina (persero).
“Semoga apa yang menjadi kebutuhan masyarakat KSB dapat dibantu, didengar, dirasa dan dipenuhi,” harap Bupati.
Sementara itu, staff khusus Kementrian ESDM dalam sambutan singkatnya mengatakan, apa yang menjadi aspirasi masyarakat Sumbawa Barat akan ditampung.
“Silahkan pak Bupati utus pejabat ke kantor kami membahas hal ini. Asisten, pejabat ekonomi dan pembangunan, bidang perdagangan atau pejabat lainnya. Kami siap. Bahkan kalau KSB butuh sumur, kami siap membahasnya,” pintanya.
Reporter : Joni Ade Pratama
Editor : Tim