LensaNTB.com, Sumbawa Barat – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asy-Syifa’ Sumbawa Barat, sejak 2017 sudah mulai menggunakan alat tes cepat molekuler, Gene Expert guna mempercepat penemuan kasus Tuberkulosis Multidrug Resistant (MDR).
Direktur Utama RSUD Asy- Syifa’ dr. Carlof Sitompul, saat di wawancarai awak media mengatakan, Alat Gene Expert ini bantuan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Pada Agustus 2017 silam. Seiring dengan berjalannya waktu, menurutnya ternyata di KSB program tersebut berjalan lancar, bahkan, dari Kementerian Kesehatan menginginkan KSB jadi daerah percontohan. Saat ini data-data sedang mereka ambil selama kami menggunakan alat tersebut, “ingin, tapi ini kan belum, masih dievaluasi pemamfaatan program ini di KSB” ujar Carlof, diruang kerjanya Selasa (30/10/2018).
Bayangkan saja, salah satu permasalahan penemuan kasus tuberkulosis (TB) dan TB MDR ialah keterbatasan metode diagnosis cepat yang akurat, valid, dan sensitif. Padahal, keterlambatan diagnostik menyebabkan penularan TB dan TB MDR terus berlangsung. Pihaknya saat ini, akan sangat serius dalam penanganan kasus TBC khususnya TBC yang resisten dengan obat obatan, dengan alat Gene Expert hasilnya bisa diperoleh dalam waktu 2 jam.
“Alat tersebut sangat membantu pihaknya, karena sangat cepat mendeteksi dalam jangka waktu dua jam sudah mendapatkan hasil, akurasinya lebih akurat dan lebih sensitif,” ungkapnya.
Dari data yang masuk, pasien terdeteksi TBC dengan menggunakan alat Gene Expert, mulai dari agustus 2017 hingga september 2018, tercatat ada 125 kasus penderita TBC yang terdeteksi, 8 di antaranya resisten obat. “Kasus resisten obat ini menjadi isu Nasional dalam rangka percepatan eliminasi TBC, ini dipaparkan dalam Rapat kerja kesehatan Nasional beberapa waktu yang lalu,” terangnya.
Penanganan pasien TBC yang resisten obat tersebut memang sangat penting . “Sehingga kasus-kasus yang dialami pasien yang resisten obat di KSB akan mudah terdeteksi dan tidak perlu rujukan lagi hanya untuk menegakkan diagnosa,” imbuh Carlof.
RSUD Asy-Syifa’ di tahun 2019 mendatang akan berusaha lebih meningkatkan lagi pelayanan, dari sisi SDM, diawal tahun 2018 ini pihak RSUD telah membuka layanan spesialis paru untuk lebih mendukung program nasional. Tahun 2019 pihaknya juga bertekad untuk bisa memberikan layanan rawat inap bagi pasien-pasien TBC yang resisten obat.
Sampai akhir tahun 2018 ini, diharapkan alat Gene Expert akan tetap beroperasi secara maksimal untuk mendukung pemberantasan kasus TBC di Kabupaten Sumbawa Barat. Carlof mengungkapkan, dengan metode pemeriksaan sputum BTA kadang didapatkan hasil false negatif sehingga pasien TBC tidak terdeteksi dan terus menularkan ke sekitarnya dan kondisinya sendiri pun makin memburuk, bisa saja pasien meninggal sebelum sempat diobati.
Terkait Akreditasi RSUD Asy-Syifa’ saat ini, ia menambahkan, pihaknya akan meningkatkan status akreditasi RSUD, “bahkan pihaknya juga menargetkan di tahun 2019 nanti, akan berusaha mendapatkan predikat Akreditasi Paripurna, yang mana diharapkan dengan terakreditasi paripurna RSUD As-Syifa akan semakin mampu menjamin pelayanan pasien secara paripurna, baik mutu maupun keselamatan pasien,” tutupnya.
Penulis : Sudirman Bogie
Editor : Tim