LensaNTB.com, (Sumbawa Barat) — Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan dan Pemukiman (Kementrian PU) saat ini tengah membangun 17 titik ruang kelas sementara di beberapa kecamatan yang berdampak gempa.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), Drs Tajuddin pada saat rapat persiapan pembangunan fasilitas pendidikan (sekolah) pasca gempa yang berlangsung diruang Aula pertemuan kantor Dikpora setempat, Jum’at (5/10/2018) siang tadi.
Pertemuan tersebut, di hadiri langsung oleh Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin ST, Kepala Bidang pada dinas setempat, dan diikuti oleh beberapa kepala sekolah yang sekolahnya rusak akibat gempa.
“17 titik tersebut tersebar di empat kecamatan dari delapan kecamatan yang ada. Sebut saja, Kecamatan Taliwang, Seteluk, Poto Tano dan Kecamatan Brang Rea,” ungkapnya.
Dalam catatan Pemkab Sumbawa Barat melalui Dikpora, terdapat puluhan sekolah yang rusak berat dan ringan akibat guncangan alam itu. Kategori rusak berat, akan dibebankan pada kementrian.
Lepas dari itu, Pemkab Sumbawa Barat sebagai upaya dukungan percepatan rehabilitasi dan konstruksi pasca bencana, mengalokasikan Rp 11,1 milyar untuk 218 bangunan fisik ruang kelas dan guru rusak sedang dan ringan yang sistem pengerjaanya swakelola.
“Dikpora bersama pihak ketiga menargetkan, semua bangunan tersebut dapat diselesaikan sebelum tanggal 31 Desember 2018 mendatang,” ungkapnya.
Untuk mendukung rencana tersebut, pihaknya intens melakukan koordinasi lintas sektoral terkait ketersediaan barang pabrikasi bangunan seperti semen, besi, paku hingga triplek. Lebih penting daripada itu juga ketersediaan buruh yang terbatas.
Sementara itu, Wakil Bupati dalam arahannya mengatakan, pihaknya meminta agar kontraktor yang akan mengerjakan paket fisik itu untuk mengedepankan kualitas.
“Masyarakat, wali murid hingga komite berhak mengawasi dan bisa juga terlibat atau gotong royong dalam pencepatan pengerjaan konstruksi bangunan,” demikian.
Reporter : Jonbel
Editor : Ratnadewi