Lensantb.com, (Mataram) – Sebanyak 7.000 guru honorer SMA/SMK Negeri di NTB tidak terakomodir dalam formasi khusus rekrutmen CPNS ditahun 2018 ini. Dari total 735 formasi khusus tenaga guru di Nusa Tenggara barat tidak ada satupun dari Pemprov Nusa Tenggara Barat.
Formasi khusus tenaga guru CPNS 2018 yang berasal dari hononer K2 hanya diperoleh 10 Pemda kabupaten/kota.
Data Badan Kepagawaian Daerah Nusa Tenggara Barat , formasi khusus guru bekas honorer K2 untuk Kota Mataram sebanyak 1 orang, Lombok Barat 37 orang, Lombok Tengah 250 orang, Lombok Timur 79 orang, Lombok Utara 10 orang, Sumbawa Barat 12 orang, Sumbawa 58 orang, Dompu 42 orang, Bima 143 orang dan Kota Bima 103 orang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Drs. H. Muh. Suruji menyebutkan, jumlah guru honorer SMA/SMK Negeri yang ada di NTB sebanyak 7.000 orang. Untuk rekrutmen CPNS jalur khusus, usia maksimal guru honorer 35 tahun.
‘’Yang dibatasi usia itu jadi CPNS. Maksimal 35 tahun. Kalau untuk jadi guru honorer (Pemprov) nggak ada batasan usia. Jadi untuk apa kita repot-repot menghitung usia,’’ kata Suruji ketika dikonfirmasi awak media di Mataram, Kamis (27/09).
Mengenai nasib guru honorer yang tidak dapat ikut seleksi CPNS 2018, Suruji mengatakan bukan urusan pemerintah daerah tetapi pemerintah pusat. Adanya rencana pemerintah pusat yang akan mengangkat guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), kata Suruji merupakan kewenangan pusat.
Ditanya adanya ancaman guru honorer yang akan mogok mengajar karena tak bisa ikut seleksi CPNS akibat batas usia 35 tahun ditanggapi santai Suruji. Ia mengatakan Pemprov sama sekali tak khawatir jika ada yang mogok mengajar.
‘’Ngapaian kita berat-berat. Setiap masalah itu selalu ada solusi. Setiap penyakit itu punya obat,’’ katanya.
Khusus untuk guru honorer SMA/SMK, Suruji mengatakan sudah dilakukan uji kompetensi. Dari 7.000 guru honorer yang dilakukan uji kompetensi, sebanyak 5.997 orang lulus seleksi administrasi.
Uji kompetensi tujuannya mengklasifikasi guru yang berkompeten. Uji kompetensi tersebut dilakukan untuk melakukan pemetaan. Dari 5.997 orang yang lulus seleksi administrasi, sebanyak 555 orang yang masuk kriteria berkompeten.
‘’Kita masih sangat kekurangan guru honorer dari 3.000 kebutuhan. Makanya terus kita bina guru-guru yang lain itu,’’ tandasnya.
Reporter : Harisma
Editor : Ratnadewi